Selamat Datang Saudaraku..! Tersedia dlm web ini,e-book berbahasa indonesia, Arab dan English, ada kitab,novel,atau buku2, Juka terdapat vidio2 yg bermanfaat.Silahkan berkliling.
Untuk yang berminat mempelajari kedudukan hadits, dan sanadnya kuatkah atau tidak salah satunya dapat mendownload kitab-kitab Jarah wa Ta'dil (pujian dan celaan) bagi para perawi hadits berikut:
1. Tahdzibu tahdzib Al-kamal fi Asmai Rijal karya adzahabi berikut e-book yang bisa diunduh : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011
Entah berkapasitas untuk berbicara tentang aqidah atau tidak-kah kita, namun sebagian kelompok memaksa untuk setiap individu berbicara tentang aqidah apabila tidak tahu maka akan difonis kafir dengan mengambil dalil dari ucapan Imam Ibnu Hanifah :
"Barangsiapa yang mengingkari sesungguhnya Allah berada di atas langit, maka sesungguhnya ia telah kafir".
Adapun terhadap orang yang tawaqquf (diam) dengan mengatakan "aku tidak tahu apakah Tuhanku di langit atau di bumi". Berkata Imam Abu Hanifah : "Sesungguhnya dia telah 'Kafir !". Karena Allah telah berfirman : "Ar-Rahman di atas 'Arsy Ia istiwaa". Yakni : Abu Hanifah telah mengkafirkan orang yang mengingkari atau tidak tahu bahwa Allah istiwaa diatas 'Arsy-Nya.
Sementara orang yang berbicara tanpa ilmu juga akan diancam, akhirnya banyak yang hanya memiliki ilmu tak seberapa berbicara sepengetahuan mereka saja, menyebar kemana-mana dengan pemahaman yang bisa dikatakan pemahaman jahil, pemahaman orang bodoh.
Jika orang yang tahu, maka akan didapatkan perkataan ulama' dalam memahami ungkapan ibnu Hanifah di atas.
Pemahaman Imam syafi'ie (w:204 H) :
"لأن هذا القول يوهم أن للحق مكانا، ومن توهم أن للحق مكانا فهومشبه:في كتابه "حل الرموز" في بيان مراد أبي حنيفة
Abu hanifah mengkafirkan dengan ucapan beliau: Siapa yang berkata, 'saya tidak tahu Tuhanku itu di mana, di langit atau di bumi, maka orang tersebut telah menjadi kafir. Demikian pula orang yang berkata: "Tuhanku itu di atas 'Arsy. Tetapi saya tidak tahu 'arsy itu di langit atau di bumi."
"karena perkataan ini di pahami bahwa (pembicara menetapkan) bagi YG Maha Hak (allah) tempat, dan barang siapa yg memahami bahwa bagi Allah tempat maka dia adalam musyabbih"(Imam syafi'ie:dlm kitab "Hal rumuz", bayan dari maksud abu hanifah)
Begitu banyak ayat-ayat dan hadits-hadits yang mengandung makna mutasyabihat yang apabila difahami secara harfiah atau tekstual saja, maka akan mengesankan terdapatnya kekurangan dalam Dzat Allah SWT (Mujassimah), demikian sebaliknya, bila dita'wil tanpa ilmu atau dialihkan kepada arti yang disesuaikan menurut yang menta'wilkan, akan dikatakan sebagai orang yang menolak ayat dan mengalihkan arti yang tidak ada kaitannya (mu'attilah). Lalu bagaimana semestinya...??
Ahlussunnah Wal Jama'ah dikenal sebagai faham yang mutawasith, atau pertengahan bukan berfaham Mujassimah dan bukan pula Mu'athilah yang mengedepankan akal, salah satu dari aqidah Ahlussunnah yang telah diakui oleh berbagai ulama adalah aqidah Thohawi.
Jangan sampai kita menjadi saling mengkafirkan satu sama lain antara sesama pengucap 2 kalimat syahadat karena ketidak tahuan kita, dan hanya ikut-ikutan perkataan orang yang kita tidak tahu perkataan itu diambil darimana. Dalam aqidah Thohawi, tidak dikatakan kafir orang yang berseberangan dalam memahami ayat mutasyabihat, tetapi dikatakan sebagai keliru atau salah, tanpa menyertakan tuduhan kafir, sehingga ketika jatuh keyakinan dalam masing-masing pemahaman tidak akan saling mengkafirkan karna tuduhan kafir akan berakibat fatas terhadap antara yang dituduh dan yang menuduh.
Kalau kita mengkafirkan orang yang menta'wil, maka konsekwensinya begitu banyak ulama' besar yang akan dihukumkan kafir, termasuk Imam Bukhori, Ibnu Abas dll. Masa iya ulama sekaliber beliau tidak tahu masalah ini, sementara kita yang baru belajar kemaren sore, yg nilai waro' nya jauuuh dibanding mereka berani mengkafirkan mereka..?
Jika anda memahami bahasa arab, alangkah baik untuk anda membaca kitab yang terdapat link dibawah ini, hanya sedikit, namun rujukannya dan pembahasannya objektif dan semoga bisa memberikan pencerahan terhadap akidah kita.
Ada sebagian kelompok yang cemburu denganku atau yang seprtiku, karna aku taassub dengan imam As-syafi'ie, bahkan mengatakan saya taklid buta, tassub yang berlebih, bahkan ada yang meremehkan kenapa mesti bermadzhab?
Maka dengan Bangga saya mengatakan iya benar saya muqollid atau seorang yang taqlid kepada imam As-Syafi'ie 'Alimul Quraisy yang dijuluki naasirussunnah (pembela Sunnah) oleh para ulama'. Dengan bangga saya katakan bahwa saya taassub dengan Imam As-syafi'ie RA, karna tidak hanya ikut2an, karna saya tahu siapa beliau? dan saya yakin siapa saja yang cemburu dan meremehkan beliau, mereka tidak tahu banyak akan siapa Muhammad ibnu Idris As-syafi'ie R.A.
Suatu hari seoroang syeh memberikan tausiah pada bulan ramadhan, pada pertengahan tausiah beliau minta diambilkan minum, seorang jamaah protes "ya syeh, ini bulan Ramadhan, syeh tidak puasa??", beliau menjawab "Puasa wajib bagi orang yang sudah baligh, sementara aku belum baligh" Beliaulah seorang Mufti yang terhitung paling muda disepanjang zaman, Imam As-syafi'ie.
Sebelum berguru kepada imam Malik, beliau sudah hafal kitab muwatha', suatu hari beliau minta surat pengantar dari gubernur makkah kemudian menghadap wali madinah untuk menghantar menghadap imam Malik, sang wali kota madinah menjawab "ya Muhammad, saya lebih baik berjalan kaki tanpa alas ke makkah, daripada harus menghadap imam Malik, aku tak pernah merasa kecil, kecuali berhadapan imam Malik".
Sungguh wibawa yg luar biasa dari Imam Malik, namun imam syafi'ie mendesak akan kewajiban sang wali kota untuk mengantar Muhammad As-syafi'ie untuk belajar kepada imam Malik, menghadaplah mereka berdua, sang wali kota madinah menyerahkan surat pengantar dari makkah dengan gemetaran, benar perkiraan wali kota, setelah imam Malik membaca surat tersebut, surat itu dibuang "Bukan begini caranya ingin ngaji" kata imam Malik, sang wali pun gemetaran tak bisa berbicara, keluar kringat dingin, Namun imam syafi'ie dengan berani menghadap dan mengutarakan maksudnya sendiri, imam Malik memperhatikan dan menyimak tutur kata Imam syafi'ie dan melihat sejenak dan berkata "wahai pemuda, anugrah Allah dlm dirimu jangan cemari dengan maksiat jauhilah maksiat?", imam syafi'ie menjawab, "Syukur atas anugrah Allah, ini adalah suatu kemulyaan dari Allah SWT", Imam malik mempunyai firasat yang kuat setelah memandang Muhammad As-syafi'ie yang masih belia berumur kurang lebih 15 tahun.
Kemudian Imam Malik berkata "baiklah, kembalilah besok hari dengan membawa juru baca" Muhammad Syafi'ie menjawab, "jika diperkenankan saya akan membacakan sendiri kitab tuan dihadapan tuah?" imam Malik merestui, keesokan harinya, mulailah imam Syafi'ie belajar pada imam Malik, setiap kali imam syafi'ie membaca dan khawatir ada yang salah beliau berhenti membaca, namun imam Malik selalu menegaskan "lanjutkan hai pemuda, lanjutkan terus" dan hanya dalam beberapa hari saja imam syafi'ie menghatamkan kitab muwatho' Malik.
Jika kita renungkan siapa yang menjadikan Imam syafi'ie begitu cerdasnya, padahal masih relatif muda, Beliau adalah keturunan Bangsa Quraisy sebagaimana yang di isyaratkan Rasulullah, beliau masih satu keturunan dengan Rasulullah, Beliau sudah Hafal Al-qur'an dari usia 8 tahun, diangkat menjadi mufti masih belia. Untuk lebih jelasnya baik yang cemburu akan ketassuban para pengikut Imam Syafi'ie, dan para muqollid seperti saya kepada imam As-syafi'ie, silahkan anda mengenal terlebih dahulu siapa Imam as-syafi'ie melalu pengajian kitab Manaqib Imam As-syafi'ie yang dikarang Imam Baihaqi.
Taqlidnya kami, karna kami tahu dan mengenal beliau, peremehan sebagian orang yang cemburu akan ketaasuban kami terhadap beliau dan melarang Taklid dan terlalu ta'assub, justru mereka lebih tidak tahu apa-apa hanya mengatakan tuduhan kosong jangan Ta'assub jangan taklid. Padahal mereka tidak tahu taassubnya kami dan taklidnya kami, karna kami tahu dan mengenal imam as-syafi'ie RA, bagaimana melandaskan segala amalannya, perkataannya, segala gerak-geriknya berdasarkan atas Al-qur'an dan Hadits, sampai beliau dijuluki sebagai "Naashirussunnah". Buat apa orang yang mengaku bermanhaj salaf, belandas langsung pd Al-qur'an dan Hadits, tapi ternyata lebih rendah pengetahuannya dan lebih jauh kenyataannya akan kesesuaian dengan Al-qur'an dan As-sunnah dari pada orang yang hanya mengaku Muqollid, dan taassub dan mengakui tuduhan itu.
Bahkan tak jarang dari berbagai ulama' yang mengikuti empat madzhab, mereka dengan terang dan tegas mengatakan diujung nama mereka dengan panegakuan As-syafi'ie, atau Al-maliki, atau al-hambali, al-hanafi. salahkan mereka yang secara tidak langsung mereka mengikrarkan diri sebagai pembela, pengikut atau bahasa penuduh "Ta'assub" "taklid" kepada imam yang mereka ikuti.
Berikut bagi siapa saja yang Ingin mengenal lebih jauh sosok Imam As-syafi'ie RA, beberapa tausiyah dari syeh Muhammad Nuruddin tentang Manaqib As-syafi'ie berbahasa Indonesia yang diikuti oleh Mahasiswa2 Mesir. wallahu a'lambu bishowab.
Salah satu syarat mendapatkan ilmu adalah sabar dan membutuhkan waktu yang lama, demikian pula, sabar menjadi syarat untuk mendownload file-file berikut ini.
Begitu banyaknya pemahaman Tauhid dalam islam membuat ummat harus ekstra jeli untuk menelaah sebenar-benarnya aqidah tauhid.
Kami berusaha menyuguhkan ini yg terbaik yaitu pemahaman Ahlussunnah wal jamaah dari web ahlussunnah internasional Darulfatwa : berikut audio berbahasa Indonesia
Munajad bersama di monas bersama Al-Hafidz Al-musnid Habib Umar, menurut habib munzir beliau telah hafal 100.000 hadits pada zaman sekarang ini sangat langka ulama seperti beliau, semoga Allah memberi keberkahan: silahkan Download videonya Download
Kitab Fathul Baari ini adalah buah karya Ibnu Hajar al-Atskolani, kitab ini adalah syarh atau keterangan dan penjelasan dari kitab shohih bukhorinya imam bukhori, terkadang ada salah faham dalam menela'ah hadits, maka ibnu hajar al- atsqolani menerangkan maksud kandungan hadits yg terdapat di shohih bukhori.
Jadi tidak sembarang menafsirkan suatu perkataan Rosulullah SAW, apalagi hal-hal yg bersifah muhkamat, hukum dll.
Ada 13 Jilid kitab Berbahasa Arabnya yg di tahkik oleh Abdul Qodir As syaibah al-hamd sebagai berikut silahkan di download dan dibaca serta diamalkan.
Untuk tambahan Hazanah pengetahuan Saudara sekalian bisa mempelajari pula Fathul Baari bi syarah Bukhari, yang di karang oleh ibnu Rajab berikut e-book nya :
Shohih Muslim adalah Kitab Hadits tingkatan No II dalam derajat keshohihan hadits Rosulullah SAW setelah Shohih Bukhori, berikut terdapat dua jilid shohih muslim berbahasa Arab yang di karang oleh Muslim ibnu Hijaj, dan ditahkikkan oleh Nadzr ibnu Muhammad Al fariyabi abu Qutaibah. Terdapat banyak muhakkik yg mentahkikkan Kitab Hadits baik Bukhori ataupun Muslim dan kitab-kitab yg lainnya.
Wa innaka la'ala Khulukil Adzim "Sesungguhnya engkau (Rosulullah) adalah semulya-mulyanya akhlakul karim) inilah buku siroh nabawi yang berbahasa Arab oleh syeh Shofiyu Ar-Rohman. Beliau adalah semulya-mulyanya maksluk Allah, beliau mengajarkan "Barang siapa yg tiada menyayangi maka dia tidak akan disayangi" (HR, Bukhori dan Muslim dari abu huroiroh)
Begitu banyak versi yg menerangkan tentang pertanyaan di Alam kubur, salah satunya pertanyaan tentang Baginda Nabi SAW. Seberapa kenal dan cintanya kita kepada beliau. untuk mengenali silahkan pelajari siroh nabawi di atas semoga Allah Merahmati dan Rosulullah Mensyafa'ati. Allahumma solli ala muhammad SAW wa ala ali Muhammad SAW
Pada suatu hari nabi datang dengan wajab berseri-seri, maka kami(sahabat) menyapa beliau “Sungguh ya rosulallah, kami melihat kecerian dalam wajah Baginda! maka baginda Rosul SAW menjawab : “Sesungguhnya telah datang padaku seorang malaikat dan berkata :‘Wahai Muhammad, Sungguh Tuhanmu telah Berfirman:”Sesungguhnya sesuatu yang engkau ridhoi (muhammad) yaitu bahwasanya tiada satu orangpun yang bersholawat atasmu wahai Muhammad kecuali Aku (Allah) bersholawat Atasnya 10 kali, dan tiada pula seseorang yang bersalam atasmu kecuali Aku(Allah) bersalam atasnya sepuluh kali lipat’“. (HR.Nasa’ie)
Untuk yg berbahasa indonsia dengan pengarang yg berbeda berikut ini